Nama : Maya Dini Rahayu
NPM : 11310235
Sabtu, 29 Desember 2012
Kamis, 20 Desember 2012
Rabu, 19 Desember 2012
Jumat, 14 Desember 2012
Senin, 10 Desember 2012
Jumat, 23 November 2012
RPP Matematika
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
NamaSekolah : SMA
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : X / 1
Pokok
Bahasan : Persamaan Kuadrat
Alokasi Waktu : 1 x 40 menit
A.
Standar
Kompetensi
Memecahkan masalah yang berkaitan dengan persamaan kuadrat.
B.
Kompetensi
Dasar
Peserta didik dapat menyelesaikanpersamaan kuadrat dengan berbagai rumus.
C.
Indikator
Menentukan persamaan kuadrat dengan berbagai
rumus.
D. Tujuan
Pembelajaran
Melalui kelompok diskusi
peserta didik dapat menentukan
persamaan kuadrat dengan berbagai rumus.
E. Materi
Pembelajaran
Persamaan Kuadrat
F.
Metode dan Model Pembelajaran
Metode Pembelajaran : Menerangkan, tanya jawab, pemberian tugas secara kelompok
Model Pembelajaran :kooperatif
tipe Think Pair Share (TPS)
G. Pelaksanaan Pembelajaran
No.
|
Kegiatan
|
Waktu
|
1.
|
Pendahuluan :
a.
Guru
mengucapkan salam.
b.
Guru
mengecek kehadiran siswa.
c.
Guru
memotivasi siswa supaya aktif dalam kegiatan belajar mengajar.
d.
Guru
menyampaikan tujuan pembelajaran.
|
5 menit
|
2.
|
Kegiatan Inti :
a. Guru
menjelaskan cara menyelesaikan persamaan kuadrat dengan cara faktorisasi,
melengkapi kuadrat sempurna, dan menggunakan kuadrat sempurna.
b. Guru membentuk
kelompok kecil beranggotakan 2-6 peserta didik, dengan kepandaian yang
berbeda-beda
c. Peserta didik
menyelesaikan lembar kerja yang diberikan guru secara mandiri (Thinking)
d. Setelah
mengerjakan sendiri, peserta didik diminta mendiskusikan dengan pasangannya (Pairing)
e. Guru meminta
peserta didik berkelompok mendiskusikan hasil pekerjaannya (Sharing)
f. Guru meminta
masing-masing kelompok mengerjakan di papan tulis
g. Guru meminta
peserta didik menjelaskan jawaban masing - masing
h. Guru
memberikan Lembar Kerja Peserta Didik
|
30 menit
|
3.
|
Penutup :
a. Guru
memberikan PR
b. Guru menutup
pelajaran dan mengakhiri dengan salam
|
5 menit
|
H. Alat dan Sumber
Belajar
Alat/Media : laptop, LCD, papan tulis, spidol,
dan LKS.
Sumber : - BSE Matematika SMA Kelas X
-
Buku Matematika SMA Kelas X A Erlangga
I.
Penilaian
Teknik :
Tugas kelompok.
INOVASI PENDIDIKAN MATEMATIKA
MAKALAH
MODEL
PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR AND SHARE
Disusun guna memenuhi salah satu
tugas mata kuliah Inovasi Pembelajaran Matematika
Dosen
Pengampu : Prayito, S.Pd, M.Pd
Disusun Oleh
3F/Kelompok 6:
1. Maya
Dini R. (11310235)
2. Fifin
Setyani (11310261)
3. Astiara
Nur S. (11310264)
PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU
PENGETAHUAN
IKIP PGRI SEMARANG
2012
Kata
Pengantar
Puji syukur kami panjatkan kehadirat
Allah SWT yang telah memberikan kekuatan dan petunjuk-Nya sehingga saya dapat
menyelesaikan Makalah sebagai tugas Inovasi Pembelajaran Matematika.
Penulis
menyadari bahwa di dalam pembuatan makalah ini berkat bantuan dan tuntunan Allah
SWT dan tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, Untuk itu dalam kesempatan ini
penulis menghaturkan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
semua pihak yang membantu dalam pembuatan makalah ini.
Penulis
menyadari bahwa dalam proses penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan
baik materi maupun cara penulisannya. Namun demikian, penulis telah berupaya
dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki sehingga dapat selesai
dengan baik dan oleh karenanya, penulis dengan rendah hati dan dengan tangan
terbuka menerima masukan dan saran.
Akhir kata kami mengucapkan terima kasih dan semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Semarang, 22 September 2012
Penulis,
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Inovasi pembelajaran berasal dari
kata inovasi dan pembelajaran. Inovasi
berasal dari kata latin, innovation yang artinya perubahan dan
pembaruan. Inovasi ialah suatu perubahan yang baru yang menuju ke arah
perbaikan atau ke arah yang berbeda dari yang sebelumnya, dan dilakukan dengan
sengaja dan berencana. Istilah perubahan dan pembaruan memiliki perbedaan dan
persamaan. Perbedaan diantara keduanya adalah jika pembaruan terdapat unsur
kesengajaan, sedangkan perubahan lebih cenderung pada unsur ketidaksengajaan. Persamaan
dari pembaruan dan perubahan adalah sama-sama akan menimbulkan suatu unsur yang
berbeda dari sebelumnya.
Salah satu cara yang
dapat dipakai agar mendapatkan hasil optimal seperti yang diinginkan adalah
memberi tekanan dalam proses pembelajaran. Hal ini dapat dilakukan dengan
memilih salah satu model pembelajaran yang tepat. Karena pemilihan model
pembelajaran yang tepat pada hakikatnya merupakan salah satu upaya dalam
mengoptimalkan hasil belajar peserta didik. Oleh karena itu, kami membuat
makalah yang berjudul” Penerapan Model Kooperatif Learning Tipe Think Pair and
Share (TPS) Terhadap Hasil Belajar Matematika Peserta didik”.
Model pembelajaran Think-Pair-Share merupakan salah satu
model pembelajaran kooperatif sederhana yang memiliki prosedur secara eksplisit
sehingga model pembelajaran Think-Pair-Share dapat disosialisasikan dan digunakan
sebagai alternatif dalam pembelajaran matematika di sekolah. Beberapa akibat
yang dapat ditimbulkan dari model ini adalah peserta didik dapat berkomunikasi
secara langsung oleh individu lain yang dapat saling memberi informasi dan
bertukar pikiran serta mampu berlatih untuk mempertahankan pendapatnya jika
pendapat itu layak untuk dipertahankan.
Model TPS juga merupakan bentuk refleksi dari structural kelas
yang kurang optimal. Oleh karena itu, penulis ingin memperbaiki struktur kelas
yang seperti itu dengan menerapkan model pembelajaran tipe Think-Pair-Share
(TPS).
Model pembelajaran TPS
sepertinya akan diterapkan dikalangan sekolah manapun. Karena model ini tidak
membutuhkan banyak biaya, sehingga dapat digunakan baik di sekolah yang kurang
memiliki fasilitas hingga sekolah elite sekalipun.
1.2 Rumusan
Masalah
v Apakah
pengertian Model Pembelajaran Cooperative ?
v Apakah
pengertian Think Pair and Share ?
v Bagaimanakah
langkah-langkah model pembelajaran
kooperative tipe Think Pair and Share ?
v Apakah
kelebihan dan kekurangan model pembelajaran think pair and share ?
v Apa
saja manfaat model pembelajaran think-pair-share ?
1.3 Tujuan
v Untuk
memberikan informasi tentang pengertian Model Pembelajaran Cooperative.
v Untuk
memberikan informasi tentang pengertian Think Pair and Share.
v Untuk
memberikan informasi tentang langkah-langkah
model pembelajaran kooperative tipe Think Pair and Share.
v Untuk
mengetahui kelebihan dan kekurangan model pembelajaran think pair and share.
v Untuk
mengetahui manfaat model pembelajaran think-pair-share.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1
Pengertian Model Pembelajaran Cooperative
1)
Cooperative
Learning
Sistem pembelajaran gotong-royong atau cooperative learning merupakan system pengajaran yang memberikan kesempatan kepada pesarta didik untuk bekerja sama dengan sesama peserta didik dalam tugas-tugas yang terstruktur. Pembelajaran cooperative dikenal dengan pembelajaran yang berkelompok. Tetapi belajar cooperative lebih dari sekedar belajar kelompok, karena dalam cooperative ada struktur dorongan atau tugas yang bersifat sehingga memungkinkan terjadinya interaksi secara terbuka dan hubungan yang bersifat interdepensi efektif diantara anggota kelompok.
2) Ciri-ciri Model Pembelajaran Cooperative
Ø Peserta didik bekerja dalam kelompok untuk menuntaskan materi belajarnya.
Ø Kelompok dibentuk dari peserta didik yang memiliki kemampuan tinggi, sedang, dan rendah.
Ø Bilamana mungkin, anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku, jenis kelamin berbeda.
Ø Penghargaan lebih berorientasi kelompok daripada individu.
3) Tujuan dan hasil belajar pada pembelajaran cooperative
Setidaknya ada 3 tujuan pembelajaran penting dalam model pembelajaran cooperative, antara lain :
Ø Hasil belajar akademik
Ø Penerimaan terhadap perbedaan individu
Ø Pengembangan keterampilan social.
2.2 Pengertian Think-Pair-Share (TPS)
Model pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share (TPS) merupakan salah satu model pembelajaran kooperatif yang mampu mengubah asumsi bahwa metode resitasi dan diskusi perlu diselenggarakan dalam setting kelompok secara keseluruhan.
Pada kelompok kecil yang terdiri dari 2 sampai 6 peserta didik perlu dipupuk suasana persaingan. Peserta didik harus diberi pengertian bahwa orang yang memberi ilmu justru akan lebih memperkaya orang yang memberinya. Sambil menjelaskan kepada temannya ia akan lebih menguasai materi itu.
Karakteristik model TPS, peserta didik dibimbing secara mandiri, berpasangan, dan saling berbagi untuk menyelesaikan permasalahan. Model ini selain diharapkan dapat menjembatani dan mengarahkan KBM juga mempunyai dampak lain yang sangat bermanfaat bagi peserta didik. Beberapa akibat yang dapat ditimbulkan dari model ini adalah peserta didik dapat berkomunikasi secara langsung oleh individu lain yang dapat saling memberi informasi dan bertukar pikiran serta mampu berlatih untuk mempertahankan pendapatnya jika pendapat itu layak untuk dipertahankan.
2.3 Langkah-langkah model pembelajaran kooperative tipe Think Pair and Share adalah sebagai berikut:
· Langkah 1. Thinking (berpikir)
Guru mengajukan suatu pertanyaan yang dikaitkan dengan pelajaran, dan meminta peserta didik menggunakan waktu beberapa menit untuk berpikir sendiri.
· Langkah 2. Pairing (berpasangan)
Guru meminta peserta didik untuk berpasangan dan berdiskusi dengan peserta didik lain untuk menyatukan jawaban yang sudah mereka peroleh. Secara normal guru memberi waktu tidak lebih dari 4 atau 5 menit untuk berpasangan.
· Langkah 3. Sharing (berbagi)
Langkah terakhir guru meminta pasangan-pasangan untuk berbagi dengan keseluruhan yang telah mereka bicarakan. Hal ini efektif untuk berkeliling ruangan dari pasangan ke pasangan dan melanjutkan sampai sekitar sebagian. Dalam hal ini dapat dilakukan hal – hal sebagai berikut :
a. Semua peserta didik menulis jawabannya di papan tulis pada saat yang sama.
b. Para peserta didik memberikan jawaban dengan cepat dan peserta didik lain menanggapi dengan cepat.
c. Semua peserta didik memberikan jawabannya dengan cara berdiri kemudian duduk kembali. Dan setiap peserta didik yang memberikan jawaban yang sama dengan peserta didik yang menulis di papan tulis ikut duduk. Proses ini dilanjutkan sampai semua peserta didik duduk.
d. Setiap peserta didik berbagi jawaban dengan peserta didik dengan kelompok yang lain.
2.4 Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Think Pair and Share
1. Kelebihan
· Proses kegiatan belajar mengajar tidak bergantung pada guru. Dengan demikian, peserta didik dirangsang untuk lebih aktif sehingga diharapkan dapat menumbuhkan kepercayaan kemampuan berpikir sendiri, menemukan informasi dari beberapa sumber, dan dapat saling dan bertukar informasi antar peserta didik.
· Memberi peserta didik waktu lebih banyak untuk berpikir, menjawab, dan saling membantu satu sama lain.
· Peserta didik dapat memiliki kemampuan mengungkapkan ide atau gagasan dengan kata-kata secara verbal dan membandingkan dengan ide-ide orang lain.
2. Kekurangan
· Membutuhkan koordinasi secara bersamaan dari berbagai aktifitas.
· Peralihan dari seluruh kelas ke kelompok kecil dapat menyita waktu pengajaran yang berharga, untuk itu guru harus membuat perencanaan yang seksama sehingga dapat meminimalkan jumlah waktu yang terbuang.
· Membutuhkan perhatian khusus dalam penggunaan ruang kelas.
2.5 Manfaat Model Pembelajaran Think-Pair-Share adalah:
(1) Para peserta didik menggunakan waktu yang lebih banyak untuk mengerjakan tugasnya dan untuk mendengarkan satu sama lain ketika mereka terlibat dalam kegiatan Think-Pair-Share lebih banyak peserta didik yang mengangkat tangan mereka untuk menjawab setelah berlatih dalam pasangannya. Para peserta didik mungkin mengingat secara lebih seiring penambahan waktu tunggu dan kualitas jawaban mungkin menjadi lebih baik.
(2) Para guru juga mungkin mempunyai waktu yang lebih banyak untuk berpikir ketika menggunakan Think-Pair-Share. Mereka dapat berkonsentrasi mendengarkan jawaban peserta didik, mengamati reaksi peserta didik, dan mengajukan pertanyaaan tingkat tinggi.
Sistem pembelajaran gotong-royong atau cooperative learning merupakan system pengajaran yang memberikan kesempatan kepada pesarta didik untuk bekerja sama dengan sesama peserta didik dalam tugas-tugas yang terstruktur. Pembelajaran cooperative dikenal dengan pembelajaran yang berkelompok. Tetapi belajar cooperative lebih dari sekedar belajar kelompok, karena dalam cooperative ada struktur dorongan atau tugas yang bersifat sehingga memungkinkan terjadinya interaksi secara terbuka dan hubungan yang bersifat interdepensi efektif diantara anggota kelompok.
2) Ciri-ciri Model Pembelajaran Cooperative
Ø Peserta didik bekerja dalam kelompok untuk menuntaskan materi belajarnya.
Ø Kelompok dibentuk dari peserta didik yang memiliki kemampuan tinggi, sedang, dan rendah.
Ø Bilamana mungkin, anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku, jenis kelamin berbeda.
Ø Penghargaan lebih berorientasi kelompok daripada individu.
3) Tujuan dan hasil belajar pada pembelajaran cooperative
Setidaknya ada 3 tujuan pembelajaran penting dalam model pembelajaran cooperative, antara lain :
Ø Hasil belajar akademik
Ø Penerimaan terhadap perbedaan individu
Ø Pengembangan keterampilan social.
2.2 Pengertian Think-Pair-Share (TPS)
Model pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share (TPS) merupakan salah satu model pembelajaran kooperatif yang mampu mengubah asumsi bahwa metode resitasi dan diskusi perlu diselenggarakan dalam setting kelompok secara keseluruhan.
Pada kelompok kecil yang terdiri dari 2 sampai 6 peserta didik perlu dipupuk suasana persaingan. Peserta didik harus diberi pengertian bahwa orang yang memberi ilmu justru akan lebih memperkaya orang yang memberinya. Sambil menjelaskan kepada temannya ia akan lebih menguasai materi itu.
Karakteristik model TPS, peserta didik dibimbing secara mandiri, berpasangan, dan saling berbagi untuk menyelesaikan permasalahan. Model ini selain diharapkan dapat menjembatani dan mengarahkan KBM juga mempunyai dampak lain yang sangat bermanfaat bagi peserta didik. Beberapa akibat yang dapat ditimbulkan dari model ini adalah peserta didik dapat berkomunikasi secara langsung oleh individu lain yang dapat saling memberi informasi dan bertukar pikiran serta mampu berlatih untuk mempertahankan pendapatnya jika pendapat itu layak untuk dipertahankan.
2.3 Langkah-langkah model pembelajaran kooperative tipe Think Pair and Share adalah sebagai berikut:
· Langkah 1. Thinking (berpikir)
Guru mengajukan suatu pertanyaan yang dikaitkan dengan pelajaran, dan meminta peserta didik menggunakan waktu beberapa menit untuk berpikir sendiri.
· Langkah 2. Pairing (berpasangan)
Guru meminta peserta didik untuk berpasangan dan berdiskusi dengan peserta didik lain untuk menyatukan jawaban yang sudah mereka peroleh. Secara normal guru memberi waktu tidak lebih dari 4 atau 5 menit untuk berpasangan.
· Langkah 3. Sharing (berbagi)
Langkah terakhir guru meminta pasangan-pasangan untuk berbagi dengan keseluruhan yang telah mereka bicarakan. Hal ini efektif untuk berkeliling ruangan dari pasangan ke pasangan dan melanjutkan sampai sekitar sebagian. Dalam hal ini dapat dilakukan hal – hal sebagai berikut :
a. Semua peserta didik menulis jawabannya di papan tulis pada saat yang sama.
b. Para peserta didik memberikan jawaban dengan cepat dan peserta didik lain menanggapi dengan cepat.
c. Semua peserta didik memberikan jawabannya dengan cara berdiri kemudian duduk kembali. Dan setiap peserta didik yang memberikan jawaban yang sama dengan peserta didik yang menulis di papan tulis ikut duduk. Proses ini dilanjutkan sampai semua peserta didik duduk.
d. Setiap peserta didik berbagi jawaban dengan peserta didik dengan kelompok yang lain.
2.4 Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Think Pair and Share
1. Kelebihan
· Proses kegiatan belajar mengajar tidak bergantung pada guru. Dengan demikian, peserta didik dirangsang untuk lebih aktif sehingga diharapkan dapat menumbuhkan kepercayaan kemampuan berpikir sendiri, menemukan informasi dari beberapa sumber, dan dapat saling dan bertukar informasi antar peserta didik.
· Memberi peserta didik waktu lebih banyak untuk berpikir, menjawab, dan saling membantu satu sama lain.
· Peserta didik dapat memiliki kemampuan mengungkapkan ide atau gagasan dengan kata-kata secara verbal dan membandingkan dengan ide-ide orang lain.
2. Kekurangan
· Membutuhkan koordinasi secara bersamaan dari berbagai aktifitas.
· Peralihan dari seluruh kelas ke kelompok kecil dapat menyita waktu pengajaran yang berharga, untuk itu guru harus membuat perencanaan yang seksama sehingga dapat meminimalkan jumlah waktu yang terbuang.
· Membutuhkan perhatian khusus dalam penggunaan ruang kelas.
2.5 Manfaat Model Pembelajaran Think-Pair-Share adalah:
(1) Para peserta didik menggunakan waktu yang lebih banyak untuk mengerjakan tugasnya dan untuk mendengarkan satu sama lain ketika mereka terlibat dalam kegiatan Think-Pair-Share lebih banyak peserta didik yang mengangkat tangan mereka untuk menjawab setelah berlatih dalam pasangannya. Para peserta didik mungkin mengingat secara lebih seiring penambahan waktu tunggu dan kualitas jawaban mungkin menjadi lebih baik.
(2) Para guru juga mungkin mempunyai waktu yang lebih banyak untuk berpikir ketika menggunakan Think-Pair-Share. Mereka dapat berkonsentrasi mendengarkan jawaban peserta didik, mengamati reaksi peserta didik, dan mengajukan pertanyaaan tingkat tinggi.
BAB
III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kegiatan model pembelajaran Think-Pair-Share dapat mengembangkan pemikiran peserta didik secara individu karena adanya waktu berpikir, sehingga kualitas jawaban juga dapat meningkat. Selain itu, dalam kegiatan pembelajaran menjadi lebih menarik dan menyenangkan karena banyak peserta didik yang terlihat antusias saat proses belajar mengajar berlangsung.
Dengan menggunakan model pembelajran kooperatif learning tipe TPS, sebelum berdiskusi secara kelompok, peserta didik berupaya berpikir terlebih dahulu, kemudian didiskusikan dengan pasangannya sehingga peserta didik telah mempunyai bahan untuk dibawa dalam diskusi kelompok. Dengan demikian peserta didik akan terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran serta dapat meningkatkan hasil belajar.
3.2 Saran
Ø Guru sebaiknya membentuk kelompok – kelompok belajar, supaya peserta didik dapat terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran.
Ø Sebelum berdiskusi secara kelompok hendaknya peserta didik telah mempunyai pendapat dari pemikirannya sendiri dan didiskusikan terlebih dahulu dengan teman pasangannya sehingga suasana diskusi kelompok lebih hidup.
Ø Dalam pembelajaran dengan model kooperatif, diupayakan agar kelompok – kelompok belajar terdiri dari peserta didik yang memiliki kemampuan akademik berfariasi.
Ø Guru sebaiknya menggunakan model pembelajaran TPS agar pesrta didik dapat memahami materi yang diajarkan sehingga dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik.
Kegiatan model pembelajaran Think-Pair-Share dapat mengembangkan pemikiran peserta didik secara individu karena adanya waktu berpikir, sehingga kualitas jawaban juga dapat meningkat. Selain itu, dalam kegiatan pembelajaran menjadi lebih menarik dan menyenangkan karena banyak peserta didik yang terlihat antusias saat proses belajar mengajar berlangsung.
Dengan menggunakan model pembelajran kooperatif learning tipe TPS, sebelum berdiskusi secara kelompok, peserta didik berupaya berpikir terlebih dahulu, kemudian didiskusikan dengan pasangannya sehingga peserta didik telah mempunyai bahan untuk dibawa dalam diskusi kelompok. Dengan demikian peserta didik akan terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran serta dapat meningkatkan hasil belajar.
3.2 Saran
Ø Guru sebaiknya membentuk kelompok – kelompok belajar, supaya peserta didik dapat terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran.
Ø Sebelum berdiskusi secara kelompok hendaknya peserta didik telah mempunyai pendapat dari pemikirannya sendiri dan didiskusikan terlebih dahulu dengan teman pasangannya sehingga suasana diskusi kelompok lebih hidup.
Ø Dalam pembelajaran dengan model kooperatif, diupayakan agar kelompok – kelompok belajar terdiri dari peserta didik yang memiliki kemampuan akademik berfariasi.
Ø Guru sebaiknya menggunakan model pembelajaran TPS agar pesrta didik dapat memahami materi yang diajarkan sehingga dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik.
DAFTAR
PUSTAKA
Dahlan, M. D. Prof. Dr. 1990. “Model – Model Mengajar” . Bandung: CV.
Diponegoro
http://www.sriudin.com/2011/07/model-pembelajaran-think-pair-and-share.html
silahkan unduh disini
Langganan:
Postingan (Atom)