MAKALAH
MODEL
PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR AND SHARE
Disusun guna memenuhi salah satu
tugas mata kuliah Inovasi Pembelajaran Matematika
Dosen
Pengampu : Prayito, S.Pd, M.Pd
Disusun Oleh
3F/Kelompok 6:
1. Maya
Dini R. (11310235)
2. Fifin
Setyani (11310261)
3. Astiara
Nur S. (11310264)
PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU
PENGETAHUAN
IKIP PGRI SEMARANG
2012
Kata
Pengantar
Puji syukur kami panjatkan kehadirat
Allah SWT yang telah memberikan kekuatan dan petunjuk-Nya sehingga saya dapat
menyelesaikan Makalah sebagai tugas Inovasi Pembelajaran Matematika.
Penulis
menyadari bahwa di dalam pembuatan makalah ini berkat bantuan dan tuntunan Allah
SWT dan tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, Untuk itu dalam kesempatan ini
penulis menghaturkan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
semua pihak yang membantu dalam pembuatan makalah ini.
Penulis
menyadari bahwa dalam proses penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan
baik materi maupun cara penulisannya. Namun demikian, penulis telah berupaya
dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki sehingga dapat selesai
dengan baik dan oleh karenanya, penulis dengan rendah hati dan dengan tangan
terbuka menerima masukan dan saran.
Akhir kata kami mengucapkan terima kasih dan semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Semarang, 22 September 2012
Penulis,
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Inovasi pembelajaran berasal dari
kata inovasi dan pembelajaran. Inovasi
berasal dari kata latin, innovation yang artinya perubahan dan
pembaruan. Inovasi ialah suatu perubahan yang baru yang menuju ke arah
perbaikan atau ke arah yang berbeda dari yang sebelumnya, dan dilakukan dengan
sengaja dan berencana. Istilah perubahan dan pembaruan memiliki perbedaan dan
persamaan. Perbedaan diantara keduanya adalah jika pembaruan terdapat unsur
kesengajaan, sedangkan perubahan lebih cenderung pada unsur ketidaksengajaan. Persamaan
dari pembaruan dan perubahan adalah sama-sama akan menimbulkan suatu unsur yang
berbeda dari sebelumnya.
Salah satu cara yang
dapat dipakai agar mendapatkan hasil optimal seperti yang diinginkan adalah
memberi tekanan dalam proses pembelajaran. Hal ini dapat dilakukan dengan
memilih salah satu model pembelajaran yang tepat. Karena pemilihan model
pembelajaran yang tepat pada hakikatnya merupakan salah satu upaya dalam
mengoptimalkan hasil belajar peserta didik. Oleh karena itu, kami membuat
makalah yang berjudul” Penerapan Model Kooperatif Learning Tipe Think Pair and
Share (TPS) Terhadap Hasil Belajar Matematika Peserta didik”.
Model pembelajaran Think-Pair-Share merupakan salah satu
model pembelajaran kooperatif sederhana yang memiliki prosedur secara eksplisit
sehingga model pembelajaran Think-Pair-Share dapat disosialisasikan dan digunakan
sebagai alternatif dalam pembelajaran matematika di sekolah. Beberapa akibat
yang dapat ditimbulkan dari model ini adalah peserta didik dapat berkomunikasi
secara langsung oleh individu lain yang dapat saling memberi informasi dan
bertukar pikiran serta mampu berlatih untuk mempertahankan pendapatnya jika
pendapat itu layak untuk dipertahankan.
Model TPS juga merupakan bentuk refleksi dari structural kelas
yang kurang optimal. Oleh karena itu, penulis ingin memperbaiki struktur kelas
yang seperti itu dengan menerapkan model pembelajaran tipe Think-Pair-Share
(TPS).
Model pembelajaran TPS
sepertinya akan diterapkan dikalangan sekolah manapun. Karena model ini tidak
membutuhkan banyak biaya, sehingga dapat digunakan baik di sekolah yang kurang
memiliki fasilitas hingga sekolah elite sekalipun.
1.2 Rumusan
Masalah
v Apakah
pengertian Model Pembelajaran Cooperative ?
v Apakah
pengertian Think Pair and Share ?
v Bagaimanakah
langkah-langkah model pembelajaran
kooperative tipe Think Pair and Share ?
v Apakah
kelebihan dan kekurangan model pembelajaran think pair and share ?
v Apa
saja manfaat model pembelajaran think-pair-share ?
1.3 Tujuan
v Untuk
memberikan informasi tentang pengertian Model Pembelajaran Cooperative.
v Untuk
memberikan informasi tentang pengertian Think Pair and Share.
v Untuk
memberikan informasi tentang langkah-langkah
model pembelajaran kooperative tipe Think Pair and Share.
v Untuk
mengetahui kelebihan dan kekurangan model pembelajaran think pair and share.
v Untuk
mengetahui manfaat model pembelajaran think-pair-share.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1
Pengertian Model Pembelajaran Cooperative
1)
Cooperative
Learning
Sistem pembelajaran gotong-royong
atau cooperative learning merupakan system pengajaran yang memberikan
kesempatan kepada pesarta didik untuk bekerja sama dengan sesama peserta didik
dalam tugas-tugas yang terstruktur. Pembelajaran cooperative dikenal dengan
pembelajaran yang berkelompok. Tetapi belajar cooperative lebih dari sekedar
belajar kelompok, karena dalam cooperative ada struktur dorongan atau tugas
yang bersifat sehingga memungkinkan terjadinya interaksi secara terbuka dan
hubungan yang bersifat interdepensi efektif diantara anggota kelompok.
2)
Ciri-ciri
Model Pembelajaran Cooperative
Ø Peserta didik bekerja dalam kelompok
untuk menuntaskan materi belajarnya.
Ø Kelompok dibentuk dari peserta didik
yang memiliki kemampuan tinggi, sedang, dan rendah.
Ø Bilamana mungkin, anggota kelompok
berasal dari ras, budaya, suku, jenis kelamin berbeda.
Ø Penghargaan lebih berorientasi
kelompok daripada individu.
3)
Tujuan
dan hasil belajar pada pembelajaran cooperative
Setidaknya ada 3 tujuan pembelajaran
penting dalam model pembelajaran cooperative, antara lain :
Ø Hasil belajar akademik
Ø Penerimaan terhadap perbedaan
individu
Ø Pengembangan keterampilan social.
2.2
Pengertian Think-Pair-Share (TPS)
Model pembelajaran
kooperatif tipe Think-Pair-Share (TPS) merupakan salah satu model
pembelajaran kooperatif yang mampu mengubah asumsi bahwa metode resitasi dan
diskusi perlu diselenggarakan dalam setting kelompok secara keseluruhan.
Pada
kelompok kecil yang terdiri dari 2 sampai 6 peserta didik perlu dipupuk suasana
persaingan. Peserta didik harus diberi pengertian bahwa orang yang memberi ilmu
justru akan lebih memperkaya orang yang memberinya. Sambil menjelaskan kepada
temannya ia akan lebih menguasai materi itu.
Karakteristik
model TPS, peserta didik dibimbing secara mandiri, berpasangan, dan saling
berbagi untuk menyelesaikan permasalahan. Model ini selain diharapkan dapat
menjembatani dan mengarahkan KBM juga mempunyai dampak lain yang sangat
bermanfaat bagi peserta didik. Beberapa akibat yang dapat ditimbulkan dari
model ini adalah peserta didik dapat berkomunikasi secara langsung oleh
individu lain yang dapat saling memberi informasi dan bertukar pikiran serta
mampu berlatih untuk mempertahankan pendapatnya jika pendapat itu layak untuk
dipertahankan.
2.3 Langkah-langkah
model pembelajaran kooperative tipe Think Pair and Share adalah sebagai
berikut:
·
Langkah
1. Thinking (berpikir)
Guru
mengajukan suatu pertanyaan yang dikaitkan dengan pelajaran, dan meminta peserta
didik menggunakan waktu beberapa menit untuk berpikir sendiri.
·
Langkah
2. Pairing (berpasangan)
Guru
meminta peserta didik untuk berpasangan dan berdiskusi dengan peserta didik
lain untuk menyatukan jawaban yang sudah mereka peroleh. Secara normal guru
memberi waktu tidak lebih dari 4 atau 5 menit untuk berpasangan.
·
Langkah
3. Sharing (berbagi)
Langkah
terakhir guru meminta pasangan-pasangan untuk berbagi dengan keseluruhan yang
telah mereka bicarakan. Hal ini efektif untuk berkeliling ruangan dari pasangan
ke pasangan dan melanjutkan sampai sekitar sebagian. Dalam hal ini dapat dilakukan
hal – hal sebagai berikut :
a.
Semua
peserta didik menulis jawabannya di papan tulis pada saat yang sama.
b.
Para
peserta didik memberikan jawaban dengan cepat dan peserta didik lain menanggapi
dengan cepat.
c. Semua
peserta didik memberikan jawabannya dengan cara berdiri kemudian duduk kembali.
Dan setiap peserta didik yang memberikan jawaban yang sama dengan peserta didik
yang menulis di papan tulis ikut duduk. Proses ini dilanjutkan sampai semua
peserta didik duduk.
d.
Setiap
peserta didik berbagi jawaban dengan peserta didik dengan kelompok yang
lain.
2.4
Kelebihan
dan Kekurangan Model Pembelajaran Think Pair and Share
1. Kelebihan
· Proses kegiatan belajar mengajar tidak
bergantung pada guru. Dengan demikian, peserta didik dirangsang untuk lebih
aktif sehingga diharapkan dapat menumbuhkan kepercayaan kemampuan berpikir
sendiri, menemukan informasi dari beberapa sumber, dan dapat saling dan
bertukar informasi antar peserta didik.
· Memberi peserta didik waktu lebih banyak
untuk berpikir, menjawab, dan saling membantu satu sama lain.
· Peserta didik dapat memiliki kemampuan
mengungkapkan ide atau gagasan dengan kata-kata secara verbal dan membandingkan
dengan ide-ide orang lain.
2.
Kekurangan
·
Membutuhkan koordinasi secara bersamaan
dari berbagai aktifitas.
·
Peralihan dari seluruh kelas ke kelompok
kecil dapat menyita waktu pengajaran yang berharga, untuk itu guru harus
membuat perencanaan yang seksama sehingga dapat meminimalkan jumlah waktu yang
terbuang.
·
Membutuhkan perhatian khusus dalam
penggunaan ruang kelas.
2.5 Manfaat Model Pembelajaran
Think-Pair-Share adalah:
(1) Para
peserta didik menggunakan waktu yang lebih banyak untuk mengerjakan tugasnya
dan untuk mendengarkan satu sama lain ketika mereka terlibat dalam kegiatan
Think-Pair-Share lebih banyak peserta didik yang mengangkat tangan mereka untuk
menjawab setelah berlatih dalam pasangannya. Para peserta didik mungkin
mengingat secara lebih seiring penambahan waktu tunggu dan kualitas jawaban
mungkin menjadi lebih baik.
(2) Para
guru juga mungkin mempunyai waktu yang lebih banyak untuk berpikir ketika
menggunakan Think-Pair-Share. Mereka dapat berkonsentrasi mendengarkan jawaban
peserta didik, mengamati reaksi peserta didik, dan mengajukan pertanyaaan
tingkat tinggi.
BAB
III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kegiatan model
pembelajaran Think-Pair-Share dapat mengembangkan pemikiran peserta
didik secara individu karena adanya waktu berpikir, sehingga kualitas jawaban
juga dapat meningkat. Selain itu, dalam kegiatan pembelajaran menjadi lebih
menarik dan menyenangkan karena banyak peserta didik yang terlihat antusias
saat proses belajar mengajar berlangsung.
Dengan menggunakan
model pembelajran kooperatif learning tipe TPS, sebelum berdiskusi secara
kelompok, peserta didik berupaya berpikir terlebih dahulu, kemudian
didiskusikan dengan pasangannya sehingga peserta didik telah mempunyai bahan
untuk dibawa dalam diskusi kelompok. Dengan demikian peserta didik akan
terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran serta dapat meningkatkan hasil
belajar.
3.2 Saran
Ø Guru
sebaiknya membentuk kelompok – kelompok belajar, supaya peserta didik dapat
terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran.
Ø Sebelum
berdiskusi secara kelompok hendaknya peserta didik telah mempunyai pendapat
dari pemikirannya sendiri dan didiskusikan terlebih dahulu dengan teman
pasangannya sehingga suasana diskusi kelompok lebih hidup.
Ø Dalam
pembelajaran dengan model kooperatif, diupayakan agar kelompok – kelompok
belajar terdiri dari peserta didik yang memiliki kemampuan akademik berfariasi.
Ø Guru
sebaiknya menggunakan model pembelajaran TPS agar pesrta didik dapat memahami
materi yang diajarkan sehingga dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik.
DAFTAR
PUSTAKA
Dahlan, M. D. Prof. Dr. 1990. “Model – Model Mengajar” . Bandung: CV.
Diponegoro
http://www.sriudin.com/2011/07/model-pembelajaran-think-pair-and-share.html